Menjadi mahasiswa bukan hanya soal lulus dari SMA dan duduk di bangku kuliah. Lebih dari itu, menjadi mahasiswa berarti naik kelas dalam cara berpikir, bertindak, dan bertanggung jawab.

Banyak dari kita masuk kampus dengan pola pikir lama: datang ke kelas, kerjakan tugas, lulus cepat, selesai. Pola pikir ini masih seperti siswa—tugas utama hanya “belajar”, bukan “berpikir”.

Padahal, status mahasiswa datang bersama tanggung jawab sosial yang lebih besar. Kita bukan lagi sekadar penerima ilmu, tapi pencari, pengolah, bahkan penyampai kebenaran.
Mahasiswa adalah pemikir, pengkritik, penggerak.

Siswa bertanya, “Apa yang harus saya kerjakan?”
Mahasiswa bertanya, “Apa yang bisa saya ubah?”

Ini bukan tentang merendahkan siswa. Tapi tentang menyadari bahwa saat status berubah, pola pikir juga harus berubah.

Kemahasiswaan seharusnya menjadi wadah di mana mahasiswa belajar hal-hal yang tidak tertulis di silabus. Di sanalah kita diuji: berorganisasi, berpikir kritis, membela nilai, dan menjaga integritas.

Sayangnya, masih banyak mahasiswa yang pikirannya tertinggal di masa sekolah. Tidak peduli pada sekitar, apatis terhadap isu, dan merasa organisasi atau diskusi publik bukan urusan mereka.
Lalu kita heran, kenapa suara mahasiswa hari ini tak lagi mengguncang?

Kita butuh lebih banyak mahasiswa yang berpikir sebagai pengubah keadaan, bukan hanya penikmat fasilitas kampus.
Kita butuh mahasiswa yang tidak hanya pintar di kelas, tapi juga peduli pada nasib bangsanya.

Menjadi mahasiswa berarti lebih dari sekadar kuliah.
Ini tentang naik kelas dalam cara berpikir, dan tumbuh menjadi manusia yang berdampak.

Sudahkah kita benar-benar menjadi mahasiswa?

“Kadang saya berpikir, banyak dari kita yang sudah jadi mahasiswa, tapi masih berpola pikir seperti siswa. Datang, duduk, pulang. Kita lupa bahwa mahasiswa itu bukan cuma status, tapi tanggung jawab. Kita bukan lagi anak sekolah yang disuruh belajar, kita ini generasi yang seharusnya jadi penggerak. Tapi kenapa justru banyak yang cuek, apatis, atau bahkan gak peduli dengan lingkungan sekitar? Padahal tugas kita bukan hanya lulus, tapi juga berpikir dan berbuat. Kalau semua mahasiswa hanya fokus pada diri sendiri, lalu siapa yang akan berpikir untuk orang lain? Sudah waktunya kita naik kelas, bukan cuma secara akademik, tapi juga dalam cara kita berpikir.”

Ditulis Oleh Rudi

Ketua Umum IPMI SIDRAP Cabang Maritengngae Periode 2024 – 2025

Tinggalkan komentar