MAKASSAR – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Makassar, Andi Zulkifly, menerima kunjungan Konsulat Jepang di ruang rapat Sekda lantai 3 Kantor Balai Kota Makassar, Kamis (24/7/2025). Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dan diskusi kerja sama terkait sistem pengelolaan sampah di Kota Makassar.
Turut hadir mendampingi Sekda, Kepala BAPPEDA Muh Dahyal, Kepala DLH Helmi Budiman, serta Kepala Diskominfo Muh Roem. Sementara dari pihak Jepang hadir Kepala Konsulat Jepang Ohasi Koichi dan Penasihat Kebijakan Pembangunan Daerah JICA, Shintani Naoyuki.
Sekda Zulkifly menjelaskan bahwa Pemkot Makassar kini memprioritaskan pengurangan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sejalan dengan visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham (MULIA).
“Kami tertarik teknologi pengelolaan sampah menjadi pupuk cair seperti yang diterapkan di Kota Maniwa, Jepang. Saat ini, kami sudah memulai kerja sama dengan Unhas untuk pengolahan sampah organik, karena Unhas merupakan salah satu hutan kota,” jelas Zulkifly.
Ia menambahkan bahwa Kota Makassar memiliki banyak taman dan potensi sampah organik yang besar, terutama dari pohon dan aktivitas kuliner. Oleh karena itu, kerja sama ini diharapkan menjadi solusi strategis untuk menyediakan pupuk bagi taman-taman kota.
Di tempat terpisah, Prof Dorothea Agnes Rampisela, Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unhas, menjelaskan bahwa proyek kolaborasi antara Makassar dan Kota Maniwa ini merupakan program percontohan yang kini memasuki tahun kedua.
“Proyek ini tak sekadar bantuan JICA, tetapi diharapkan benar-benar bermanfaat untuk pengurangan sampah dan peningkatan pendapatan dari urban farming,” ujar Prof Dorothea.
Menurutnya, fasilitas pengolahan sampah akan dibangun di Unhas untuk mendukung edukasi dan riset mahasiswa, serta menumbuhkan kesadaran memilah sampah sejak dini. Jika proposal kerja sama antara Pemkot Makassar dan Kota Maniwa berjalan mulus, Pemerintah Jepang dikabarkan siap memberi dukungan finansial.
“Besaran dana akan disesuaikan dengan proposal yang diajukan. Harapannya, Makassar bisa mewujudkan target bebas sampah dalam lima tahun ke depan dan menjadi contoh kota berkelanjutan di Indonesia,” tandasnya.


