Gerakan mahasiswa adalah gerakan yang sentral dalam setiap perjalanan negara Republik indonesia, tanpa gerakan yang dipelopori oleh mahasiswa, Indonesia akan menjadi panggung kesemena-menaan dalam pemerintahan.
Oknum aparat kepolisian resort Bima Kota baru-baru ini kembali mempertontonkan langkah yang mencederai gerakan mahasiswa dan prinsip demokrasi. Bermula pada saat aksi damai yang di lakukan oleh PK Institut pada Kamis 24 Juli 2025 di depan kantor PT Pertamina terminal Bima, Nusa Tenggara, aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap pencemaran lingkungan yang terjadi di lingkungan wadumbolo kelurahan dara kota bima diduga akibat dari aktivitas pertamina terminal bima.
Alih-alih mendapatkan atensi dari pihak keamanan dalam hal ini polres Bima kota juga dari pihak Pertamina malah mendapati sikap yang merendahkan gerakan yang dilakukan oleh massa aksi dari oknum polisi bernama LALU ADITYA ALAMSYAH yang bertugas di lokasi aksi, oknum tersebut mengunggah vidio aksi tersebut di laman pribadi sosial medianya (@lalu_adtyaalmsh) yang menampilkan cuplikan demonstrasi tersebut dengan narasi “aksi kecil-kecilan”.
Atas unggahan tersebut massa aksi merasa dirugikan dengan di viralkannya kemarahan dari beberapa aktivis yang merasa direndahkan oleh oknum yang dianggap tidak memiliki etika tersebut. Maka kami meminta kepada resmob polda NTB dan Polres Bima Kota untuk segera mengevaluasi oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut, apabila tidak melakukan klarifikasi selama 1×24 jam maka kami akan melakukan aksi solidaritas didepan Polda Sulsel untuk melakukan Koordinasi dengan Polda NTB untuk memeriksa oknum anggota polisi tersebut.


