MAKASSAR, lapagala.com – Penyaluran kredit sektor UMKM di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh positif. Porsi kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 37,53 persen atau senilai Rp61,62 triliun, naik 1,37 persen (yoy) per Juni 2025.

Kualitas kredit UMKM juga relatif terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) 4,76 persen. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulsel dan Sulbar, Moch Muchlasin, memaparkan, jumlah rekening kredit UMKM mencapai 917.957 rekening, didominasi UMKM mikro (share 55,30 persen). Sektor perdagangan eceran menjadi penyumbang terbesar dengan share 45,65 persen.

“UMKM mikro mendominasi dengan share 55,30 persen, disusul UMKM kecil 30,06 persen dan menengah 14,63 persen,” ujar Moch Muchlasin dalam Journalist Update di Kantor OJK Sulselbar, Jumat (15/8/2025).

Sebaran UMKM terbanyak berada di Kota Makassar (13,43 persen), disusul Jeneponto (10,05 persen) dan Takalar (8,49 persen). Makassar juga menjadi kota dengan penyaluran kredit UMKM tertinggi, mencapai Rp23,87 triliun kepada 261.770 debitur. Kota Palopo dan Parepare menyusul dengan masing-masing Rp3,58 triliun dan Rp3,14 triliun.

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 31 Juli 2025 tercatat Rp9,36 triliun kepada 163.776 debitur, didominasi sektor pertanian Rp4,60 triliun (49,15 persen) dan perdagangan Rp3,02 triliun (32,22 persen). Segmentasi mikro menyumbang Rp7,21 triliun (77,06 persen), dengan penyaluran KUR tertinggi di Kabupaten Bone Rp953 miliar dan Kota Makassar Rp880 miliar.

Kepala Direktorat Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan, Budi Susetiyo, menyebut stabilitas sektor jasa keuangan Sulsel tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Sulsel pada semester I 2025 mencapai 5,35 persen (c-to-c), lebih tinggi dibanding nasional 4,99 persen. Total aset perbankan tumbuh 5,90 persen menjadi Rp207,33 triliun, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 7,73 persen menjadi Rp141,69 triliun, didominasi tabungan (59,22 persen).

Kinerja intermediasi terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 120,30 persen dan rasio kredit bermasalah 2,99 persen. Perbankan syariah juga menunjukkan pertumbuhan positif dengan aset naik 21,08 persen menjadi Rp18,26 triliun, pembiayaan tumbuh 21,06 persen menjadi Rp15,57 triliun, LDR 125,73 persen, dan NPF 2,07 persen.

Kepala Direktorat Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Arief Machfoed, menambahkan, OJK aktif melakukan edukasi keuangan di masyarakat. Hingga 31 Juli 2025, OJK Sulselbar telah melaksanakan 1.289 kegiatan edukasi keuangan berupa sosialisasi, workshop, dan program literasi untuk meningkatkan inklusi keuangan.