Makassar, Lapagala.com — Satpol PP Sulawesi Selatan (Sulsel) mensterilkan kawasan pembangunan Stadion Sudiang di Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang, Kota Makassar, Rabu (20/8/2025). Sebanyak 7 rumah dibongkar karena berdiri di atas lahan milik Pemerintah Provinsi Sulsel.
Kepala Satpol PP Sulsel, Arwin Azis, mengatakan penertiban dilakukan sebagai bagian dari persiapan pembangunan sarana olahraga bertaraf internasional.
“Penertiban ini dilakukan karena rencana pembangunan sarana olahraga yang bertaraf internasional yang akan ditempatkan di kawasan ini,” ujar Arwin di lokasi penertiban.

Arwin menjelaskan, kawasan olahraga Sudiang sah milik Pemprov Sulsel berdasarkan Sertifikat Hak Pakai Nomor 5 Tahun 1994 dengan luas 74,32 hektare. Namun, sebagian lahan seluas 4,3 hektare sempat digugat oleh warga bernama Zainuddin.
“Gugatan itu sudah dimenangkan Pemprov Sulsel berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Makassar pada 7 Agustus 2025. Jadi tidak ada lagi dasar yang sah bagi saudara Zainuddin untuk bertahan di lokasi tersebut,” tegasnya.
Penertiban Dilakukan Secara Persuasif
Arwin menegaskan bahwa proses penertiban dilakukan secara persuasif dan humanis untuk menghindari bentrokan dengan warga. Pihak yang menempati lahan juga telah menerima surat pemberitahuan dan peringatan enam hari sebelum eksekusi.
“Kegiatan penertiban ini kita laksanakan secara persuasif, secara humanis, dan sedapat mungkin menghindari bentrok dengan masyarakat. Kita melakukan penegakan yang legal. Kita tidak boleh kalah oleh mafia tanah, preman, dan seterusnya,” jelas Arwin.
Satpol PP memberikan kesempatan kepada warga untuk membongkar bangunan mereka sendiri dan mengamankan barang-barang. Bagi yang belum sempat berkemas, diberikan tambahan waktu dua hingga lima hari.
“Setelah lewat masa batas waktu, kami akan melakukan pengecekan dan membongkar bangunan yang masih tersisa,” tambahnya.
Relokasi PKL Menyusul
Selain pembongkaran rumah, Arwin menyebut penertiban pedagang kaki lima (PKL) di kawasan GOR Sudiang juga akan dilakukan secara bertahap.
“Tentu kita akan tertibkan juga karena kawasan ini akan jadi pusat olahraga bertaraf internasional. Tapi belum sekarang,” ujarnya.
Salah satu warga, Maman, mengaku pasrah saat rumah kebunnya dibongkar.
“Ada ji rumah lain, di sini cuma rumah kebun. Sudah lama di sini. Karena istri sudah meninggal, jadi kebanyakan tinggal di sini,” katanya.


